Malaka 1511
Malaka adalah sebuah kesultanan islam yang didirikan oleh
seorang pangeran yang lari dari kerajaan Palembang yang bernama prameshwara .
Malaka memiliki pelabuhan yang sangat strategis dan sangat penting untuk
jaringan perdagangan internasional pada masanya. Banayak sekali
pedagang-pedagang muslim dan non-muslim disana dan selain menjadi pusat
perdagangan Malaka juga menjadi pusat studi islam dan pusat penyebaran
islam.
Pada tahun 1511 masehi orang-orang portugis datang ke
Malaka dan awalnya disambut oleh sultan Malaka pada saat itu yaitu, Sultan
Mahmud Syah. Sultan Mahmud Syah awalnya menyambut kedatangan orang-orang
Portugis di Malaka , namun persatuan
para pedagang yang ada di Malaka memberi tahu ke Sultan Mahmud Syah bahwa orang-orang
Portugis yang datang ke Malaka itu akan menyerang Malaka seperti Portugis
menyerang Goa, kemudian setelah mendengar saran dari para pedagang Sultan
Mahmud Syah menangkap orang-orang portugis, membunuh beberapa, dan membakar
beberapa kapal portugis ,akan tetapi kapal orang-orang portugis dapat melarikan
diri dari Malaka. Kemudian pada bulan April tahun 1511 Masehi ,Albuqurque
datang dari Goa ke Malaka membawa 1200 orang
dan 18 kapal untuk menyerang Malaka .Saat sampai di Malaka Albuqurque
dan pasukannya kemudian menyerang Malaka walaupun dengan pasukan senjata yang
tidak banyak dibandingkan dengan Malaka Portugis dapat mengalahkan Malaka
karena memiliki senjata api, kegigihan, serta semangat perang salib. Akhirnya
Malaka jatuh ke tangan portugis pada tahun 1511.
Portugis yang telah menguasai Malaka dan menaklukkannya
,akan tetapi Portugis tidak dapat menguasai perdaganga yang ada di Malaka
,padahal Portugis datang ke Malaka agar bisa mendapatkan keuntungan daripada
pusat perdagangan yang ada di Malaka, malahan setelah ditaklukkan oleh Portugis
Malaka menjadi sepi karena pajak para pedagang yang sangat tinggi dan Portugis
menerapkan monopoli perdagangan yang menyebabkan para pedagang pinfah ke
tempat-tempat lain yang lebih menguntungkan. Selain karena faktor tadi Malaka
dibawah kekuasaan portugid diboikot oleh Negara Negara islam seperti Jawa,
Samudra Pasai,dll.
Selain untuk mendapatkan keuntungan perdagnagan portugis
juga datang ke Malaka untuk mengkristenkan para penduduk Malaka ,tetapi para
penduduk Malaka banyak yang masih berpegang pada agama islam namun ada juga
yang pindah agama ke Kristen, tetapi secara keseluruhan misi mengkristenkan
muslim tidak berhasil walaupun Portugis pada setiap perjalanan
pendeta-pendetanya ikut, setiap bersauh selalu dibangun gereja di samping
benteng atau di samping pos perdagangan tetap orang-orang muslim yang ada di
Malaka masih banyak yang islam walaupun orang-orang Portugis menerapkan politik
parado atau politik De-islamisasi yaitu adalah politik yang melawan islam tanpa
lelah dan berteman serta toleran terhadap penyembah berhala. Jadi orang-orang
Portugis ingin mengkonversi keyakinan penduduk Malaka karena dengan menjadikan
penduduk Malaka berkeyakinan sama dengan orang-orang Portugis maka akan lebih
mudah menguasai perdagangan yang ada di Malaka dan juga muslim yang tidak ingin
berubah keyakinan maka akan dilakukan pembersihan islam seperti kasus
Ninanchatu yaitu orang-orang Portugis mengganti orang-orang muslim dengan para
penyembah berhala yaitu orang-orang hindu. Yang terjadi di Malaka tidak seperti
yang terjadi di Goa yang hampir seluruh penduduknya menjadi Kristen, Malaka
tudak mengalami perpindahan agama yang besar.
Keadaan di Malaka setelah ditaklukkan oleh Portugis
sangatlah berbeda dengan keadaannya sebelum ditaklukkan oleh Portugis dimana
banyak pedagang yang datang dari mana-mana untuk berdagang di Malaka, banyak
penduduk muslim yang masih taat, dan hal-hal lain yang sangat berbeda dengan
Malaka sebelum ditaklukkan Portugis. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya
bahwa setelah Malaka ditaklukkan oleh Portugis para pedagang mulai menjadi
sangat sepi karena pajak bagi pedagang sangatlah tinggi dan juga karena orang-orang Portugis
memonopoli perdagangan yang ada ,oleh karena itu para pedagang meninggalkan
Malaka dan pindah ke tempat lain untuk berdagang tanpa terganggu oleh
orang-orang Portugis, dan seperti yang dikatakan oleh padre eredia banyak orang-orang
Malaka yang minum wine(anggur) dan memakan daging babi, jadi disebutkan oleh
pare eredi bahwa orang-orang Malaka banyak yang minum wine dan memakan daging
babi berarti banyak orang-orang muslin yang minum wine dan memakan daging babi
, hal itu berarti banyak dari para penduduk Malaka yang ada di Malaka meniru
gaya hidup dan perilaku orang-orang Portugis yang suka minum wine dan memakan
daging babi karena umumnya orang-orang yang dijajah akan mengikuti orang-orang
yang menjajahnya. Jadi para pendudu Malaka termasuk yang muslim banyak yang
mengikuti gaya hidup dan perilaku orang-orang Portugis dan keadaan Malaka
setelah ditaklukkan Portugis sangat buruk karena banyak terjadi hal-hal yang
sangat jauh daripada daripada peradaban bahkan Malaka setelah ditaklukkan oleh
Portugis menjadi suatu tempat yang biadab.
Jadi Malaka yang sebelumnya adalah negeri muslim yang hebat setelah ditaklukkan oleh Portugis Malaka yang tadinya identik dengan islam, perdagangan , dll. Menjadi sebuah tempat yang identik dengan Portugis yang tidak lain kebiasaannya adalah minum wine dan makan babi dan hak-hak tidak beradab lainnya.Jadi intinya Malaka setelah ditaklukkan oleh Portugis menjadi sebuah negeri yang tidak beradab.
Jadi Malaka yang sebelumnya adalah negeri muslim yang hebat setelah ditaklukkan oleh Portugis Malaka yang tadinya identik dengan islam, perdagangan , dll. Menjadi sebuah tempat yang identik dengan Portugis yang tidak lain kebiasaannya adalah minum wine dan makan babi dan hak-hak tidak beradab lainnya.Jadi intinya Malaka setelah ditaklukkan oleh Portugis menjadi sebuah negeri yang tidak beradab.