Desember 2017

Malaka 1511






Malaka adalah sebuah kesultanan islam yang didirikan oleh seorang pangeran yang lari dari kerajaan Palembang yang bernama prameshwara . Malaka memiliki pelabuhan yang sangat strategis dan sangat penting untuk jaringan perdagangan internasional pada masanya. Banayak sekali pedagang-pedagang muslim dan non-muslim disana dan selain menjadi pusat perdagangan Malaka juga menjadi pusat studi islam dan pusat penyebaran islam. 
                                                                                            
Pada tahun 1511 masehi orang-orang portugis datang ke Malaka dan awalnya disambut oleh sultan Malaka pada saat itu yaitu, Sultan Mahmud Syah. Sultan Mahmud Syah awalnya menyambut kedatangan orang-orang Portugis  di Malaka , namun persatuan para pedagang yang ada di Malaka memberi tahu ke Sultan Mahmud Syah bahwa orang-orang Portugis yang datang ke Malaka itu akan menyerang Malaka seperti Portugis menyerang Goa, kemudian setelah mendengar saran dari para pedagang Sultan Mahmud Syah menangkap orang-orang portugis, membunuh beberapa, dan membakar beberapa kapal portugis ,akan tetapi kapal orang-orang portugis dapat melarikan diri dari Malaka. Kemudian pada bulan April tahun 1511 Masehi ,Albuqurque datang dari Goa ke Malaka membawa 1200 orang  dan 18 kapal untuk menyerang Malaka .Saat sampai di Malaka Albuqurque dan pasukannya kemudian menyerang Malaka walaupun dengan pasukan senjata yang tidak banyak dibandingkan dengan Malaka Portugis dapat mengalahkan Malaka karena memiliki senjata api, kegigihan, serta semangat perang salib. Akhirnya Malaka jatuh ke tangan portugis pada tahun 1511.

Portugis yang telah menguasai Malaka dan menaklukkannya ,akan tetapi Portugis tidak dapat menguasai perdaganga yang ada di Malaka ,padahal Portugis datang ke Malaka agar bisa mendapatkan keuntungan daripada pusat perdagangan yang ada di Malaka, malahan setelah ditaklukkan oleh Portugis Malaka menjadi sepi karena pajak para pedagang yang sangat tinggi dan Portugis menerapkan monopoli perdagangan yang menyebabkan para pedagang pinfah ke tempat-tempat lain yang lebih menguntungkan. Selain karena faktor tadi Malaka dibawah kekuasaan portugid diboikot oleh Negara Negara islam seperti Jawa, Samudra Pasai,dll.

Selain untuk mendapatkan keuntungan perdagnagan portugis juga datang ke Malaka untuk mengkristenkan para penduduk Malaka ,tetapi para penduduk Malaka banyak yang masih berpegang pada agama islam namun ada juga yang pindah agama ke Kristen, tetapi secara keseluruhan misi mengkristenkan muslim tidak berhasil walaupun Portugis pada setiap perjalanan pendeta-pendetanya ikut, setiap bersauh selalu dibangun gereja di samping benteng atau di samping pos perdagangan tetap orang-orang muslim yang ada di Malaka masih banyak yang islam walaupun orang-orang Portugis menerapkan politik parado atau politik De-islamisasi yaitu adalah politik yang melawan islam tanpa lelah dan berteman serta toleran terhadap penyembah berhala. Jadi orang-orang Portugis ingin mengkonversi keyakinan penduduk Malaka karena dengan menjadikan penduduk Malaka berkeyakinan sama dengan orang-orang Portugis maka akan lebih mudah menguasai perdagangan yang ada di Malaka dan juga muslim yang tidak ingin berubah keyakinan maka akan dilakukan pembersihan islam seperti kasus Ninanchatu yaitu orang-orang Portugis mengganti orang-orang muslim dengan para penyembah berhala yaitu orang-orang hindu. Yang terjadi di Malaka tidak seperti yang terjadi di Goa yang hampir seluruh penduduknya menjadi Kristen, Malaka tudak mengalami perpindahan agama yang besar.

Keadaan di Malaka setelah ditaklukkan oleh Portugis sangatlah berbeda dengan keadaannya sebelum ditaklukkan oleh Portugis dimana banyak pedagang yang datang dari mana-mana untuk berdagang di Malaka, banyak penduduk muslim yang masih taat, dan hal-hal lain yang sangat berbeda dengan Malaka sebelum ditaklukkan Portugis. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa setelah Malaka ditaklukkan oleh Portugis para pedagang mulai menjadi sangat sepi karena pajak bagi pedagang sangatlah tinggi  dan juga karena orang-orang Portugis memonopoli perdagangan yang ada ,oleh karena itu para pedagang meninggalkan Malaka dan pindah ke tempat lain untuk berdagang tanpa terganggu oleh orang-orang Portugis, dan seperti yang dikatakan oleh padre eredia banyak orang-orang Malaka yang minum wine(anggur) dan memakan daging babi, jadi disebutkan oleh pare eredi bahwa orang-orang Malaka banyak yang minum wine dan memakan daging babi berarti banyak orang-orang muslin yang minum wine dan memakan daging babi , hal itu berarti banyak dari para penduduk Malaka yang ada di Malaka meniru gaya hidup dan perilaku orang-orang Portugis yang suka minum wine dan memakan daging babi karena umumnya orang-orang yang dijajah akan mengikuti orang-orang yang menjajahnya. Jadi para pendudu Malaka termasuk yang muslim banyak yang mengikuti gaya hidup dan perilaku orang-orang Portugis dan keadaan Malaka setelah ditaklukkan Portugis sangat buruk karena banyak terjadi hal-hal yang sangat jauh daripada daripada peradaban bahkan Malaka setelah ditaklukkan oleh Portugis menjadi suatu tempat yang biadab.

Jadi Malaka yang sebelumnya adalah negeri muslim yang hebat setelah ditaklukkan oleh Portugis Malaka yang tadinya identik dengan islam, perdagangan , dll. Menjadi sebuah tempat yang identik dengan Portugis yang tidak lain kebiasaannya adalah minum wine dan makan babi dan hak-hak tidak beradab lainnya.Jadi intinya Malaka setelah ditaklukkan oleh Portugis menjadi sebuah negeri yang tidak beradab.