Februari 2019

Presiden Ke-2?: Biografi Sjafruddin Prawiranegara




          Sjafruddin, iya Sjafruddin Prawiranegara adalah nama yang asing dan bahkan akan terdengar sangat asing bagi sebagian telinga orang yang mendengar Namanya juga kemungkinan besar tidak akan memiliki ide sama sekali bahwa orang ini pernah menjadi orang yang berpangkat setara dengan seorang presiden Republik Indonesia.
            Sjafruddin Prawiranegara atau dibaca Syafruddin Prawiranegara adalah seorang yang berketurunan dan berdarah Banten dari pihak ayah dan berdarah Minang dari pihak ibunya, Ia lahir di Kota Serang, Banten, 28 Februari 1911, Sjafruddin sejak kecilnya sudah mendapatkan Pendidikan yang baik dan terus dilanjutkan di Sekolah-sekolah Belanda mulai dari ELS, MULO, AMS, dan bahkan sampai ke Sekolah Tinggi Hukum dan berhasil mendapatkan gelar yang setara dengan seorang Magister Hukum dan memang Sjafruddin bukanlah orang sembarang.
          Pada masa pra-kemerdekaan pekerjaan Sjafruddin kebanyakan adalah yang berkaitan dengan keuangan, semacam petugas atau pegawai pada Departemen Keuangan Belanda dan Jepang juga setelahnya dan memang Sjafruddin pada masa pra-kemerdekaan tidak begitu dekat dengan pemerintah, setidaknya hingga tahun 1946 yang membuat Sjafruddin diankat menjadi seorang Wakil Menteri Keuangan dan selanjutnya pada tahun 1947 diangkat menjadi Menteri Kemakmuran.
            Saat itulah Agresi Militer Beland yang kedua pecah dan mereka (Belanda) berhasil menawan dan menangkap Soekarno, Hatta, dan para petinggi Republik Indonesia lainnnya dan saat itu Sjafruddin Prawiranegara yang sedang berada di Bukittinggi, Sumatera mendengar kabar bahwa Pemerintah Republik Indonesia telah lumpuh dan begitu mendengar kabar itu Sjafruddin Bersama yang lain melakukan inisiatif yang sangat briliandan sebenarnya menentukan keberlangsungan Republik ini denga mendirikan PDRI ( Pemerintah Darurat Republik Indonesia ) dan diketuai oleh Sjafruddin Prawiranegara dengan pusat pemerintahan di Sumatera, Padahal Soekarno telah mengirimkan suryat mandate di dalam telegram yang bunyinya sebagai berikut:
“Kami Presiden Republik Indonesia memberitahukan bahwa pada hari Minggu, tanggal 19-12-1948, djam 6 pagi Belanda telah memulai seranganja atas Jogjakarta.
Djika dalam keadaan Pemerintah tidak dapat mendjalankan kewadjibannya lagi, kami menguasakan pada Mr. Sjafruddin Prawiranegara, Menteri Kemakmuran Republik Indonesia untuk membentuk Pemerintah Darurat di Sumatera.
Jogjakarta, 19 Desember 1948
Presiden    Wakil Presiden
Soekarno   Moh Hatta”
Begitulah isi telegram Soekarno kepada Mr. Sjafruddin Prawiranegara yang sebenarnya tidak pernah sampai kepada tangan Sjafruddin karena Jogjakarta telah dikuasai oleh NICA, tetapi karena inisiatif dan Sjafruddin Prawiranegara perintah dari Soekarno telah terlaksana.
            Pemerintah Darurat Republik Indonesia di Sumatera inilah yang menjadi simpul keberlangsungan Republik Indonesia, yang tanpanya mungkin Republik ini tidak akan bertahan sampai sekarang dan atas jasa itu kita perlu bersyukur pada Allah dan berterimakasih kepada Sjafruddin Prawiranegara karena tanpa adanya PDRI nasib Republik Indonesia hanya akan berlangsung dari tanggal 17 Agustus 1945 hingga 19 Desember 1948,   sebuah masa yang sangat singkat bukan? Dan hal itu tidak terwujud karena PDRI yang dibentuk oleh Mr. Sjafruddun Prawiranegara.
            Sjafruddin yang menjabat sebagai Ketua PDRI atau sebenarnya Presiden pada tanggal 11 Juli 1949 mengembalikan mandatnya sebagai Ketua PDRI kepada Kabinet Republik Indonesia yang baru. 
            Pemerintahan Sjafruddin di PDRI yang berlangsung  sejak Desember 1948 hingga Juli 1949 adalah sebuah waktu yang singkat dan tak banyak diingat, hingga Moh. Hatta dalam memoarnya mengatakan dan menyebut sosok Sjafruddin sebagai “ Sang Presiden Darurat “ meskipun sebenarnya Sjafruddin tidak pernah mempersoalkan masalah itu dan walaupun sebenarnya ia layak dikatakan sebagai seorang “Presiden”.
            Setelah mengembalikan mendat PDRI kepada Soekarno, Sjafruddin menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Republik Indonesia kemudian menjadi Menteri Keuangan dan kemudian ia menjabat dan menjadi Gubernur Bank Sentral / Indonesia yang pertama dan mengeluarkan kebijakan yang cukup kontroversial yaitu “Gunting Sjafruddin” dan ia terus berkarir hingga sebuah gerakan yaitu PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia) yang Sjafruddin termasuk dan bergabung didalamnya dan gerakan itu banyak dicap sebagai sebuah gerakan separatis dan merupakan tandingan bagi Pemerintah RI yang sebenarnya adalah anggapan yang salah dan keliru karena alasan didirikannya PRRI adalah karena Pemerintah Pusat (Soekarno) cenderung berpihak kepada Komunis, oleh karena itu didirikanlah PRRI.
            Sjafruddin Prawiranegara juga adalah salah satu tokoh yang islamis dan cenderung memihak kepada islam dan ia banyak berkhutabh dan banyak berdakwah, hingga pada tahun 1967 bersama dengan M. Natsir dan tokoh-tokoh lain mendirikan DDII ( Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia ) dan juga Sjafruddin juga pernah menjadi Pemimpin Partai Masyumi pada tahun 1960 dan masih banyak lagi bukti keislaman Sjafruddin Prawiranegara.
            Tulisan-tulisan serta Karya Tulis juga banyak dihasilkan oleh Mr. Sjafrudddin Prawiranegara dalam bentuk artikel-artikel yang ia sering tulis, teks-teks pidato dan khutbahnya yang dikumpul dan dihimpun menjadi suatu buku, dan juga karyanya yang adalah beberapa buku.
            Begitulah seorang Pahlawan Islam Indonesia yang pada masa pemerintahan orde lama dan orde baru tidak juga diakui sebagai seorang Pahlawan Nasional Indonesia dikarenakan keterlibatnnya dengan PRRI-Permesta walaupun akhirnya ata banyak usulan dari berbagai pihak dan banayk orang, serta dari Panitia Satu Abad Mr. Sjafruddin Prawiranegara, yaitu A.M. Fatwa, akhirnya pada masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tepatnya pada bulan November tahun 2011, Sjafruddin Prawiranegara ditetapkan sebagai seorang Pahlawan Nasional Indonesia.
            Sjafruddin Prawiranegara setelah 77 tahun melihat dunia akhirnya wafat pada tahun 1989 tanggal 15 Februari dan meskipun tidak banyak yang tahu jasa-jasa beliau yang snagat berharga bagi bangsa dan agama, tapi akan tetap dikenang, dihormati, dan diteladani selalu.

REFERENSI :
Ø  Sang Penyelamat Republik : Biografi Sjafruddin Prawiranegara Pahlawan yang Dilupakan Sejarah
Ø  50 Pendakwah Pengubah Sejarah
Ø  https://id.wikipedia.org/wiki/Syafruddin_Prawiranegara